Musnad Imam Syafii no. 661

مسند الشافعي ٦٦٠: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَوْسِ بْنِ الْحَدَثَانِ، أَنَّهُ الْتَمَسَ صَرْفًا بِمِائَةِ دِينَارٍ، قَالَ: فَدَعَانِي طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ فَتَرَاوَضْنَا حَتَّى اصْطَرَفَ مِنِّي وَأَخَذَ الذَّهَبَ قَلَّبَهَا فِي يَدِهِ ثُمَّ قَالَ: حَتَّى يَأْتِيَ خَازِنِي، أَوْ حَتَّى تَأْتِيَ خَازِنَتِي مِنَ الْغَابَةِ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَا شَكَكْتُ، وَعُمَرُ يَسْمَعُ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: وَاللَّهِ لَا تُفَارِقْهُ حَتَّى تَأْخُذَ مِنْهُ، ثُمَّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ، وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ» قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَرَأْتُهُ عَلَى مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ صَحِيحًا لَا شَكَّ فِيهِ، ثُمَّ طَالَ عَلَيَّ الزَّمَانُ فَلَمْ أَحْفَظْهُ حِفْظًا، فَشَكَكْتُ فِي خَازِنَتِي أَوْ خَازِنِي، وَغَيْرِي يَقُولُ عَنْهُ: خَازِنِي
Musnad Syafi’i 660: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Malik bin Aus bin Al Hadatsan bahwa ia berusaha untuk menukar 100 dinar. Malik bin Aus melanjutkan kisahnya: Kemudian Thalhah bin Ubaidillah memanggilku, lalu kami saling menawar hingga ia mau menukarnya dariku; dan ia mengambil emas, lalu membolak- balikkannya di tangannya. Kemudian ia berkata, “Tunggulah sampai datang bendaharaku atau bendaharawatiku dari hutan.” [Asy-Syafi’i RA berkata, “Aku ragu.”] Saat itu Umar mendengarnya, maka ia berkata, “Demi Allah, janganlah kamu tinggalkan dia sebelum kamu menerima darinya.” Setelah itu Umar mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Emas dengan emas adalah riba kecuali secara serah-terima, jewawut dengan jewawut adalah riba kecuali secara serah-terima, buah-buahan dengan kurma adalah riba kecuali secara serah-terima, dan gandum dengan gandum adalah riba kecuali secara serah-terima.” Asy-Syafi’i berkata, “Aku menerimanya dari Imam Malik dalam keadaan benar tanpa ragu. Kemudian setelah masa berlalu, aku tidak hafal lagi hingga aku ragu apakah khaazinii atau khaazinatii. Sedangkan selain aku mengatakan khaazinii.” 661
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Hadits Lainnya